Puguh - Eksperimen Seru: Gunung Meletus & Batik Tangan Ajaib di TK Darma Wanita Puguh

Eksperimen Seru: Gunung Meletus & Batik Tangan Ajaib di TK Darma Wanita Puguh

Puguh, Kendal — Suasana cerah di pagi hari terasa semakin hidup di halaman TK Darma Wanita Puguh. Tawa riang dan rasa penasaran anak-anak memenuhi udara ketika para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) hadir membawa kegiatan edukatif yang berbeda dari biasanya. Melalui program bertajuk “Eksperimen Seru: Gunung Meletus & Batik Tangan Ajaib”, mahasiswa KKN berupaya memperkenalkan dunia sains kepada anak-anak usia dini dengan cara yang sederhana, menyenangkan, dan penuh warna.

Kegiatan ini diselenggarakan pada Rabu, 30 Oktober 2025, dan dimulai tepat pukul 08.00 WIB. Sejak pagi, para siswa—baik dari kelompok TK Kecil maupun TK Besar—sudah tampak berbaris rapi dengan wajah ceria, siap mengikuti rangkaian kegiatan yang telah disiapkan oleh mahasiswa KKN. Para guru turut hadir mendampingi, sementara mahasiswa KKN dengan penuh semangat mempersiapkan alat dan bahan eksperimen yang seluruhnya berasal dari bahan dapur yang mudah ditemukan di rumah.
Tujuan utama dari kegiatan ini bukan sekadar hiburan, melainkan memberikan pengalaman belajar berbasis sains yang dapat memicu rasa ingin tahu anak-anak. Melalui metode belajar sambil bermain, anak-anak diajak memahami bahwa ilmu pengetahuan bisa ditemukan di mana saja, bahkan dari hal-hal sederhana di sekitar mereka.

Eksperimen pertama yang ditampilkan adalah Gunung Meletus Mini, yang menggunakan bahan-bahan dapur seperti baking soda, cuka, sabun cair (Sunlight), dan pewarna makanan. Sebelum memulai percobaan, mahasiswa KKN memberikan penjelasan ringan mengenai setiap bahan dan menjelaskan bahwa ketika semua bahan dicampur, akan muncul reaksi yang menyerupai letusan gunung berapi.

Dengan panduan yang penuh kesabaran dan disertai penjelasan sederhana, mahasiswa memperlihatkan langkah demi langkah proses pembuatan gunung mini. Anak-anak memperhatikan dengan seksama, beberapa tampak memegang tangan teman di sebelahnya karena penasaran menanti hasilnya.
Dan ketika bahan-bahan itu dicampurkan—cuka dituangkan ke baking soda yang telah diberi warna—tiba-tiba busa berwarna merah muda menyembur keluar dari gunung mini buatan tersebut! Tawa dan tepuk tangan pun pecah. Anak-anak bersorak kegirangan melihat “letusan lava” yang seolah benar-benar hidup di depan mata mereka.
“Wah, gunungnya meletus beneran!” teriak salah satu siswa dengan mata berbinar, disambut tawa oleh teman-temannya.
Tak berhenti sampai di situ, para mahasiswa KKN memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mencoba sendiri menuangkan bahan-bahan eksperimen. Dengan hati-hati, mereka menuangkan cuka ke wadah kecil berisi baking soda, dan kembali terjadilah “letusan mini” yang memukau. Melalui kegiatan ini, anak-anak tidak hanya bermain, tetapi juga belajar mengenai reaksi kimia sederhana antara asam dan basa yang menghasilkan gelembung gas karbon dioksida.

Setelah kegembiraan gunung meletus mereda, acara dilanjutkan dengan eksperimen kedua yaitu Batik Tangan Ajaib. Pada sesi ini, suasana berubah menjadi lebih tenang namun tetap penuh semangat. Para siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil, masing-masing berisi sekitar enam anak dan didampingi oleh satu mahasiswa KKN yang bertugas membimbing serta menjaga keamanan bahan eksperimen.

Eksperimen ini memanfaatkan bahan alami yang aman seperti baking soda, kunyit, alkohol, dan air, yang digunakan untuk menghasilkan warna-warna indah menyerupai batik. Mahasiswa KKN terlebih dahulu menjelaskan kepada anak-anak bahwa kunyit memiliki warna kuning alami yang bisa berubah jika dicampur dengan bahan tertentu.
Setiap anak mencelupkan tangannya ke dalam air yang telah dicampur dengan baking soda, kemudian menempelkannya pada kertas putih besar. Setelah itu, mereka menggunakan kuas kecil untuk mengoleskan larutan kunyit yang telah dicampur dengan sedikit alkohol. Perlahan-lahan, warna kuning cerah mulai berubah menjadi oranye hingga kecokelatan, membentuk pola unik seperti batik alami.

Rasa kagum terlihat jelas di wajah anak-anak saat melihat warna-warna tersebut muncul di atas kertas. Mereka tertawa, saling menunjukkan hasil karyanya, dan bahkan beberapa memberi nama pada “batik tangan” mereka sendiri. Kegiatan ini tidak hanya melatih kreativitas dan koordinasi motorik, tetapi juga memperkenalkan konsep ilmiah tentang perubahan warna akibat reaksi kimia, semua dikemas dalam suasana yang ringan dan menyenangkan.

Selama kegiatan berlangsung, tampak sinergi yang baik antara mahasiswa KKN, guru, dan siswa. Para guru turut membantu mendampingi setiap kelompok, sementara mahasiswa KKN menjelaskan dengan sabar setiap langkah yang dilakukan anak-anak. Mereka memastikan kegiatan berjalan aman, bersih, dan tetap menyenangkan.

Kepala TK Darma Wanita Puguh menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas kegiatan yang kreatif dan inspiratif ini. Menurutnya, kegiatan semacam ini penting untuk membangun minat belajar anak sejak dini, terutama dalam bidang sains dan kreativitas.
“Anak-anak terlihat sangat senang. Mereka belajar, bereksperimen, dan tertawa bersama. Ini pengalaman yang akan mereka ingat,” ujarnya.

Mahasiswa KKN juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan anak usia dini. Dengan kegiatan seperti ini, mereka berharap dapat menumbuhkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan sejak kecil, sekaligus mempererat hubungan antara kampus dan masyarakat desa.

Melalui kegiatan “Eksperimen Seru: Gunung Meletus & Batik Tangan Ajaib di TK Darma Wanita Puguh”, mahasiswa KKN berhasil menghadirkan pembelajaran yang menyatu antara sains, seni, dan keceriaan anak-anak.
Selain memberikan hiburan dan pengalaman baru, kegiatan ini juga menanamkan nilai-nilai penting seperti rasa ingin tahu, keberanian untuk mencoba hal baru, dan semangat belajar tanpa rasa takut.

Kegiatan sederhana ini membuktikan bahwa ilmu pengetahuan tidak selalu harus dipelajari di laboratorium — bahkan di ruang kelas TK sekalipun, sains bisa hidup dan menyenangkan. Dengan semangat gotong royong dan dedikasi, mahasiswa KKN UIN Walisongo telah membawa warna baru bagi dunia belajar anak-anak di Desa Puguh, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal.


Dipost : 30 Oktober 2025 | Dilihat : 18

Share :